Powered By Blogger

Rabu, 16 April 2014

Laporan buku 'Azab dan Sengsara'

 

     1) Identitas buku 
    • Judul/jenis buku   : Azab dan Sengsara
    • Pengarang              : Merari Siregar
    • Penerbit/tahun     : Balai Pustaka/1920
    • Jumlah halaman   : 74 halaman   
     2)  - Sinopsis   
          Karena pergaulan mereka sejak kecil dan hubungan saudara sepupu, antara Mariamin dan Aminuddin terjadilah jalinan cinta. Ibu Mariamin, Nuria menyetujui hubungan itu karena Aminuddin adalah seorang anak yang baik budinya lagipula ia ingin putrinya dapat hidup berbahagia tidak selalu menderita oleh kemiskinan mereka.

          Orang tuanya Aminuddin adalah seorang kepala kampung,bangsawan kaya dan disegani oleh bawahannya karena sifatnya yang mulia dan kerajinan kerjanya. 
          Ayahnya bernama Baginda Diatas dan sifatnya menurun pada anaknya. Sedangkan keluarga Mariamin adalah keluarga miskin disebabkan oleh tingkah laku ayahnya almarhum yang suka berjudi, pemarah, mau menang sendiri,dan suka berbicara kasar.
          Hubungan mereka ternyata tidak mendapat restu dari Baginda Diatas karena status sosial Mariamin. Suatu ketika Aminuddin memutuskan untuk pergi meninggalkan Sipirok lalu pergi ke Deli (Medan) untuk bekerja dan berjanji pada kekasihnya untuk menikah jika saatnya dia telah mampu menghidupinya.

          Sepeninggal Aminuddin, Mariamin sering berkirim surat dengan Aminuddin. Dan ia selalu menolak lamaran yang datang karena kesetiaannya pada Aminuddin. Setelah mendapat pekerjaan di Medan Aminuddin mengirim surat untuk meminta Mariamin untuk menyusulnya dan menjadi istrinya. Kabar itu disetujui oleh ibunya Aminuddin ,akan tetapi Baginda Diatas diam-diam pergi ke dukun menanyakan siapakah jodoh sebenarnya Aminuddin. Maka dikatakannya bahwa Mariamin bukanlah jodoh Aminuddin melainkan seorang putri kepala kampung yang kaya dan cantik.
          Beberapa bulan kemudian Mariamin dinikahkan oleh seorang kerani yang belum dikenalnya,bernama Kasibun. Yang ternyata Tanpa sepengetahuan Aminuddin, Baginda Diatas membawa calon menantunya hendak dijodohkan dengan Aminuddin di Medan. Aminuddin sangat kecewa, akan tetapi ia tidak dapat menolak keinginan ayahnya serta adat istiadat yang kuat. 

          Kemudian Aminudin memberitahu Mariamin. Lalu Mariamin jatuh sakit karena cintanya yang terhalang. Suatu ketika Aminuddin mengunjungi Mariamin di rumahnya, namun menimbulkan kecurigaan dan rasa cemburu dalam diri Kasibun. Kemudian Kasibun menyiksa Mariamin dan merasa tidak tahan hidup bersama suaminya, ia kemudian melapor pada polisi dan suaminya kalah perkara dengan membayar denda dan merelakan bercerai darinya. Mariamin merasa bersedih dan ia pulang ke Sipirok rumah ibunya. Badannya kurus dan sakit-sakitan, hingga akhirnya meninggal dunia dengan amat sengsara.

         - Hal-hal yang diungkap dalam cerita tersebut

          Menceritakan dua orang bersaudara yang menjalin hubungan cinta namun terhalang oleh adat istiadat setempat. Hal itu membuat sang wanita sengsara dan berakhir sampai wanita ini dijemput maut.

          - Pesan moral dalam cerita

          Untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan, kita harus bersabar. Dan kita harus menghormati adat istiadat serta orang tua di mana pun dan kapan pun. Serta pilihlah atau jadilah istri yang berbakti pada suaminya.

         - Perbandingan cerita dengan cerita zaman sekarang

          Cerita ini kental dengan  adat istiadat. Bahasanya pun sangat baku dan sukar dimengerti. Sedangkan cerita zaman sekarang bahasanya lebih modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar